Pembaptisan – Hadiah, Etika, dan Sejarahnya
Pembaptisan – Hadiah, Etika, dan Sejarahnya – Ada dua jenis upacara pembaptisan yang bisa dipilih, yaitu yang bersifat religius dan non-religius. Terlepas dari pilihannya, tujuan utama dari pembaptisan adalah untuk menunjukkan kasih sayang dan merayakan kelahiran serta kehidupan anak bersama keluarga dan teman-teman.
Upacara Religius:
Pembaptisan merupakan langkah pertama seorang anak dalam kehidupan beragama. Dalam pembaptisan Katolik, orang tua akan mengucapkan janji, bayi akan dibaptis dengan air suci, dan lilin yang menyimbolkan Yesus sebagai terang dunia akan diberikan kepada orang tua serta wali baptis. Biasanya, pastor akan meminta orang tua mengikuti kelas persiapan agar lebih memahami makna dari pembaptisan. Pembaptisan Katolik biasanya dilakukan dalam upacara khusus tanpa nyanyian rohani dan berlangsung sekitar 30 menit.
Dalam pembaptisan Gereja Inggris, upacara dilakukan dalam kebaktian gereja pada hari Minggu. Bayi akan dibawa ke tempat pembaptisan, diperciki air suci, lalu orang tua dan wali baptis berjanji kepada Tuhan untuk membesarkan anak dalam iman Kristen.
Jika ingin membaptis anak, orang tua harus berbicara dengan pendeta di gereja setempat. Mereka akan menjelaskan proses pembaptisan dan mungkin menanyakan seputar keyakinan orang tua serta wali baptis sebelum menentukan tanggal upacara.
Upacara Non-Religius:
Bagi yang tidak ingin melakukan pembaptisan secara agama, ada beberapa pilihan upacara lain seperti Upacara Pemberian Nama, Upacara Penyambutan, atau Upacara Ucapan Syukur. Upacara ini tidak memiliki kaitan dengan agama Kristen. Di Inggris, misalnya, ada upacara yang dipandu oleh British Humanist Association yang bisa dilakukan di mana saja sesuai keinginan. Seorang perwakilan resmi akan membantu merancang acara yang unik dan personal. Biasanya, upacara ini mencakup pembacaan puisi, musik, atau ucapan selamat dari keluarga dan teman. Setelah acara, biasanya ditutup dengan jamuan teh atau hidangan ringan. Upacara non-religius ini berlangsung sekitar 20 menit.
Pembaptisan umumnya dilakukan dalam satu tahun pertama kehidupan bayi, meskipun ada juga orang tua yang menundanya hingga anak lebih besar.
Etika dalam Upacara Pembaptisan:
Biasanya, orang diperbolehkan mengambil foto selama upacara, tetapi sebaiknya tanyakan dulu kepada pemimpin acara. Sering kali, ada momen-momen tertentu di mana foto bersama keluarga dan wali baptis diizinkan. Selain itu, foto sebelum dan sesudah upacara juga merupakan hal yang umum.
Bayi yang dibaptis biasanya mengenakan pakaian khusus, seperti gaun baptis atau pakaian tradisional keluarga. Untuk tamu wanita, berpakaian rapi sudah cukup—tidak harus memakai topi. Sedangkan pria umumnya mengenakan setelan atau kemeja dengan celana bahan. Dasi biasanya tidak wajib, kecuali bagi ayah atau wali baptis yang diharapkan mengenakan jas lengkap.
Setelah upacara, biasanya orang tua mengadakan jamuan makan di rumah sebagai ajang berkumpul keluarga dan teman-teman. Di sini, bayi akan diperkenalkan kepada semua tamu, dan hadiah pembaptisan akan diberikan. Sering kali, setelah acara makan, ada tradisi memotong kue khusus pembaptisan atau bahkan menanam pohon sebagai simbol pertumbuhan anak.
Peran Wali Baptis:
Biasanya, ada tiga wali baptis, dua di antaranya berjenis kelamin sama dengan bayi. Tradisi ini berasal dari zaman dahulu ketika orang yang masuk agama Kristen adalah orang dewasa yang tidak memiliki orang tua Kristen, sehingga mereka membutuhkan seorang mentor rohani untuk membimbing mereka.
Saat ini, banyak yang menganggap wali baptis juga berperan sebagai “wali sah” jika anak kehilangan orang tua. Namun, hal ini harus dinyatakan dalam surat wasiat dengan persetujuan wali baptis. Dalam upacara non-religius, wali baptis biasanya disebut sebagai “mentor” yang bertugas membimbing dan memberikan dukungan kepada anak dalam kehidupan.
Wali baptis umumnya dipilih berdasarkan keyakinan Kristen mereka, tetapi juga karena mereka adalah sahabat dekat atau anggota keluarga yang dianggap dapat mendukung dan membantu membesarkan anak dengan baik.
Hadiah untuk Pembaptisan:
Banyak orang memilih hadiah tradisional untuk pembaptisan, seperti barang dari perak, pewter, atau keramik yang bisa menjadi kenang-kenangan seumur hidup. Alternatif lainnya adalah album foto atau kotak kenangan untuk menyimpan momen spesial anak.
Dalam upacara religius, hadiah yang umum diberikan adalah salib perak dengan rantai atau Alkitab kecil. Hadiah yang dipersonalisasi juga menjadi pilihan populer, seperti cetakan nama yang dibingkai, piring atau cangkir dengan nama anak, atau hadiah khusus untuk anak laki-laki seperti mug ukir atau manset kancing dengan inisial mereka.
Pembaptisan adalah momen spesial yang mempererat ikatan keluarga dan teman dalam merayakan awal kehidupan seorang anak. Baik upacara religius maupun non-religius, yang terpenting adalah memberikan cinta dan doa terbaik bagi masa depan si kecil.